PENGONTROLAN KESALAHAN
PADA DATA LINK CONTROL
Pengontrolan
kesalahan berkaitan dengan mekanisme untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada pentransian frame. Model yang akan kita gunakan, yang juga mencakup kasus khusus,
diilustrasikan dalam gambar 7.1b. Sebagaimana sebelumnya, data dikirim sebagai deretan frame; frame
tiba sesuai dengan
perintah
yang sama
saat dikirim;
dan masing-masing frame
yang ditransmisikan mengalami perubahan
dan sejumlah variabel penundaan sebelumn mencapai
penerima. Selain itu, kita mengakui kemungkinan adanya dua jenis kesalahan,
yakni :
ˆ Hilangnya
frame : frame gagal mencapai sisi
yan lain.
Sebagai contoh,
derau
yang kuat bisa merusak frame sampai
pada tingkat dimana receiver tidak menyadari
bahwa
frame sudah ditransmisikan.
ˆ Kerusakan frame
:frame yang
diakui telah tiba, namun beberapa
bit mengalami kesalahan (sudah berubah
selama transmisi).
ˆ Teknik yang paling
umum untuk mengontrol kesalahan didasarkan
atas beberapa atau seluruh
unsur berikut ini:
ˆ
Pendeteksian kesalahan :sama dengan yang
dibahas
pada bagian
sebelumnya.
ˆ Balasan positif :tujuan mengembalikan balasan
positif
untuk frame bebas-kesalahan yang diterima
dengan baik.
ˆ
Retransmisi setelah waktunya habis :sumber melakukan
retransmisi frame yang belum dibalas setelah beberapa
saat tertentu.
ˆ Balasan negatif dan
retransmisi :tujuan mengembalikan balasan negatif
kepada frame yang dideteksi mengalami kesalahan. Sumber melakukan retransmisi terhadap frame semacam itu.
Secara bersama-sama, mekanisme ini semua
disebut
sebagai Automatic Repeat
Request
(ARQ); efek ARQ
ini adalah mengubah jalur data
yang tidak andal menjadi andal. Tiga versi ARQ yang sudah distandarisasikan adalah :
ˆ Stop-and-wait ARQ
ˆ Go-back-N ARQ
ˆ Selective-reject ARQ
Semua bentuk
ini didasarkan atas penggunaan teknik
control arus yang dibahas di bagian 7.1. kita mengamati masing-masing bergiliran.
Stop-and-Wait ARQ
Stop-and-Wait ARQ didasarkan atas teknik
control
arus stop-and-wait yang
diuraikan sebelumnya. Station
sumber mentransmisikan sebuah
frame tunggal
dan kemudian harus
menunggu balasna
(ACK): Tidak ada data
frame yang
dikirim sampai jawaban dari
setasiun tujuan tiba di setasiun
sumber.
Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi.Pertama, frame yang
tiba di tujuan bisa mengalami kerusakan.Receiver, mendeteksi
kerusakan tersebut dengan menggunakan teknik pendeteksian kesalahan yang berkaitan dengan pembuangan
frame lebih awal. Untuk
menghitung kemungkinan ini,
station
sumber dilengkapi
dengan sebuah pencatat waktu.
Setelah
frame ditransmisikan, setasiun
sumber
menunggu balasn. Bila tidak ada
balasn yang
diterima sampai waktu yang ditentukan pencatat
waktu
habis,
kemudian dikirimkan frame yang
sama. Perhatikan bahwa metode
ini mengharuskan
transmitter mempertahankan tiruan frame yang ditransmisikan sampai balasan diterima oleh frame tersebut.
Jenis kesalahan yang kedua
adalah kerusakan pada balasan.Amati situasi berikut. Station A mengirim
sebuah frame. Frame ini
diterima dengan
baik oleh
station
B, yang
meresponnya dengan
member
balasan (ACK).
ACK mengalami kerusakan saat singgah dan tidak
diakui oleh A, yang karenanya keluar dari jalur waktu dan kembali
mengirim frame
yang
sama. Duplikat frame ini tiba
dan diterima oleh
B. Dengan begitu
B menerima dua duplikat
frame yang sama seolah-olah keduanya terpisah. Untuk mengatasi problem ini, frame
bergantian diberi
label 0 atau 1,dan
balasan positifnya dalam
bentuk ACK0 dan ACK1. Sesuai
dengan
aturan
jendela pergeseran, ACK0 membalas penerimaan frame
bernomor 1
dan
menunjukkan bahwa receiver
siap untuk
frame bernomor 0.
Gambar
7.8 memberi
contoh penggunaan
ARQ stop-and-wait, menunjukkan transmisi
deretan frame dari
sumbe A menuju tujuan B. gambar tersebut
juga menunjukkan kedua jenis
kesalahan yang baru
saja digambarkan. Frameketiga yang
ditransmisikan oleh
A hilang atau rusak dan karenanya tidak
ada
ACK yang dikembalikan oleh
B. A mengalami time out dan kembali mentransmisikan frame yang sama. Saat B menerima dua
frame dalam
sebuah
barisan
dengan
label
yang
sama,
B membuang frame kedua namun
mengirimkan ACK0 kembali ke masing-masing station.
Kelebihan utama ARQ stop-and-wait
adalah kesederhanaannya.Sedangkan kekurangan utamanya, seperti
yang
dibahas
7.1, karena ARQ stop-and-wait ini merupakan mekanisme
yang tidak efisien.Oleh karena itu teknik control arus jendela pergeseran dapat
diadaptasikan
agar diperoleh penggunaan jalur
yang lebih efisien lagi; dalam konteks ini, kadang-kadang
disebut juga dengan
ARQ yang kontinyu.
Go-back-N ARQ
Bentuk pengkontrolan kesalahan didasarkan atas teknik control arus jendela penggeseran yang biasa disebut juga dengan
Go-back-N ARQ.Dalam metode ini, station bisa mengirim
deretan frame yang diurutkan berdasarkan suatu
modulo bilangan. Jumlah
frame
balasan yang ditentukan oleh
ukuran jendela,
menggunakan teknik
control
arus jendela penggeseran. Bila tidak terjadi
suatu kesalahan, station
tujuan akan membalas (RR=Receive Ready, atau
piggybacked balasan) frame
yang datang seperti biasa.
Bila
station tujuan
mendeteksi suatu
kesalahan pada sebuah
frame, station
tujuan mengirim balasan negatif
(REJ=reject) untuk frame tersebut.
Station
tujuan kemudian membuang frame
itu dan semua frame-frame yang nantinya
akan datang sampai frame yang mengalami kesalahan diterima
dengan
benar. Jadi, station sumber,
bila menerima REJ, harus melakukan retransmisi terhadap frame yang mengalami kesalahan tersebut
plus semua frame pengganti yang ditransmisikan sementara.
Pertimbangkan bahwa station A
mengirim frame ke station
B. Setelah
setiap transmisi dilakukan, A menyusun pencatat
waktu
balasan untuk frame yang baru saja ditransmisi. Anggap
saja bahwa B sebelumnya berhasil menerima frame (i - 1) dan A baru saja mentransmisikan frame i. teknik go-back-N mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan berikut ini:
1.
Rusaknya frame:
bila frame
yang
diterima invalid
(misalnya,
B
mendeteksi
adanya
kesalahan), B
membuang
frame dan tidak melakukan tindakan apa-apa.
Dalam dalam hal ini ada dua subkasus, yakni:
a. Dalam periode waktu yang
memungkinkan,
A berturut-turut
mengirim frame (i + 1). B menerima frame (i + 1) yang
tidak beres den mengirim REJ
i. A harus
melakukan transmisi terhadap
frame
I dan semua frame urutannya.
b. A tidak
segera mengirim frame-frame tembahan. B
tidak menerima apa-apa serta tidak mengembalikan RR maupun REJ. Bila pewaktu
A habis,
A mentransmisikan frame
RR yang
memuat
bit yang disebut drngan
bit P, yang
disusun
berdasarkan 1. B menerjemahkan frame RR dengan
bit P dari 1 sebagai
perintah yang harus dijawab dengan jalan
mengirimkan PR,
menunjukkan frame
berikutnya yang
diharapkan, yang
berupa
frame i. Bila A menerima RR, ia kembali mentransmisikan frami.
Gambar 7.8 Stop
and Wait Arq
2.
Rusaknya RR.Terdapat dua subkasus:
a. B
menerima frame
I
dan mengirim RR
(i + 1),
yang
hilang
saat singgah.
Karena
balasannya kumlatif
(misalnya, RR 6 berarti semua
frame sampai 5 dibalas), kemungkinan
A akan menerima RR urutannya sampai
frame berikutnya dan akan
tiba sebelum pewaktu
yang dihubungkan dengan frame i berakhir.
b. Bila pencatat waktu A
habis, A
mentransmisikan
perintah RR sebagaimana dalam kasus 1b diatas.
A menyusun pewaktu yang lain, yang disebut
pewaktu
P-bit. Bila
B
gagal merespons perintah
RR, atau
bila responsnya rusak, maka pewaktu P-bit
A
akan
berakhir. Dalam hal
ini, A akan kembali berusaha dengan cara membuat perintah
R yang baru dan kembali
mengulang pewaktu P-bit. Prosedur ini diusahakan untuk sejumlah
iterasi. Bila A
gagal memperoleh balasan setelah beberapa
upaya maksimum dilakukan. A kembali mengulangi
prosedur yang sama.
3. Rusaknya REJ. Bila REJ hilang,
sama dengan kasus 1b.
Gambar 7.9a adalah contoh aliran frame untuk go-back N ARQ. Karena adanya penundaan perambatan pada jalur, dari saat itu dimana balasan (baik
positif maupun negatif) tiba kembali
di station pengiriman, sedikitnya
telah dikirim satu frame tambahan di luar frame yang sedang dibalas.Dalam
contoh ini, frame
4 mengalami
kerusakan. Frame 5 dan 6 diterima
tidak sesuai yang diperintahkan dan dibuang oleh B. Saat frame 5 tiba, B segera mengirim REJ 4.
Saat REJ untuk frame 4 diterima,
tidak hanya frame 4 saja namun juga frame 5 dan 6 yang harus ditransmiskan kembali. Perlu
dicatat bahwa transmitter harus
menjaga
tiruan
semua frame yang tidak
dibalas.
Pada bagian
7.1, kita sebutkan bahwa untuk bidang bernomor urut k-bit,
yang menyediakan jarak bernomor urut 2k, ukuran window maksimum dibatasi sampai 2k – 1. Ini harus dilakukan
dengan cara dilakukannya interaksi antar pengontrolan kesalahan dan
balasan. Amati, bila data sedang
dipindahkan ke dua arah, station
B
harus
mengirimkan
balasan piggybacked ke frame yang dari
station A di dalam frame data yang sedang ditransmisikan oleh B. Bahkan bila balasannya
sudah dikirim.
Sebagaiman yang
telah kita sebutkan
tadi, hal ini
karena B harus menempatkan beberapa nomor pada bidang di dalam balasan data framenya.
Seperti yang nampak pada
contoh, diasumsikan nomor urut 3-bit (jarak
urutan nomor=8). Anggap saja sebuah station mengirim
frame 0 dan menerima kembali RR1 dan kemudian mengirim frame 1,2,3,4,5,6,7,0 dan menerima RR
1yang lain.
Ini berarti bahwa kedelapan frame sudah diterima dengan benar dan
RR1 merupakan balasan kumulatif. Juga bisa berarti bahwa kedelapan frame
rusak atau hilang saat
transit, dan
station
penerima mengulangi RR1
sebelumnya. Problem seperti ini bisa dihindari bila ukuran jendela maksimum dibatasi sampai
7(23–1).
Selective-Reject
ARQ
Dengan
selective-reject ARQ frame-frame yang
hanya diretransmisikan adalah frame-frame yang menerima balasan negatif, dalam hal ini disebut SREJ atau frame-frame yang waktunya sudah
habis.Gambar 7.9b menyajikan ilustrasi
skema ini. Bila frame 5 diterima rusak, B mengirim
SREJ 4, yang berarti frame 4 tidak
diterima. Selanjutnya,
B berlanjut dengan menerima
frame-frame yang datang dan menahan mereka sampai frame 4 yang valid diteima.Dalam hal ini, B
dapat meletakkan frame sesuai pada tempatnya agar bisa dikirim ke software pada lapisan yang lebih tinggi.
Selective reject lebih
efisien disbanding go-back-N, karena
selective
reject meminimalkan jumlah retransmisi. Dengan kata lain, receiver
harus mempertahankan
penyangga sebesar mungkin untuk
menyimpan tempat bagi frame
SREJ sampai frame yang
rusak diretransmisi,
serta harus memuat logika
untuk diselipkan kembali frame tersebut pada urutan yang tepat. Selain itu,
transmitter juga memerlukan logika yang lebih kompleks agar mampu
mengirimkan frame diluar urutan. Karena kompilasi semacam
itu,
select-reject ARQ
tiddak terlalu
banyak dipergunakan dibanding go-back N ARQ.
Batas ukuran jendela lebih terbatas
untuk selective-reject daripada go-back- N.amati kasus ukuran nomor urut 3-bit untuk selective reject. Dengan ukuran jendela sebesar
tujuh, lalu amati skenario
berikut [TANE96]:
1. Station A mengirim frame
0 melalui
6 menuju station
B.
2. Station B menerima ke tujuh frame dan membalasnya secara kumulatif dengan RR7.
3. Karena
adanya derau besar, RR7
menghilang.
4. Waktu habis dan mentransmisikan
frame
0 kembali.
5. B memajukan jendela penerimanya agar menerima frame 7,0,1,2,3,4, dan
5. Jadi diasumsikan bahwa frame 7 sudah hilang dan berarti pula ini
merupakan frame 0 yang baru diterimanya.
Gambar 7.9 Protokol
jendela Pergeseran ARQ
Problem
pada skenario tersebut
adalah adanya
tum[ang tindih antara jendela pengiriman dan penerimaan. Untuk
mengatasinya, ukuran jendela maksimum harus tidak
boleh lebih dari
separuh jarak nomor
urutan.
Pada skenario sbelumnya, seandainya keempat frame tak terbalas belum
diselesaikan, maka tidak akan terjadi kekacauan.
Umumnya, untuk bidang bernomor urut k-bit,
yang
menyediakan jarak urutan nomor sebesar 2k, ukuran maksimum jendela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar